Proses Pembuatan Bir atau Minuman Keras) – Proses pembuatan bir sebenarnya sederhana saja.
Prinsip yang digunakan sama seperti pembuatan minuman keras buatan
lokal Indonesia, atau seperti pembuatan tape ketan, yaitu dengan
memanfaatkan proses fermentasi. Bulir gandum (atau sejenisnya) dibiarkan
tumbuh berkecambah, kemudian dikeringkan. Proses penumbuhan kecambah
ini akan menghasilkan yang mengandung enzim amilase (yang mampu mengubah
karbohidrat menjadi gula, seperti air liur di dalam mulut kita) yang
terdiri dari alpha amilase dan beta amilase. Kemudian, Malt
ini (bulir gandum berkecambah) dihancurkan dan dicampur dengan air
panas atau direbus selama 1 – 2 jam.Setelah menjadi cairan gula,
ditambahkan dengan buah hop (yang memberikan rasa pahit). Setelah itu
ditambahkan ragi. Di sinilah proses fermentasi dimulai dengan
mendiamkannya selama satu hingga tiga minggu. Gula akan menjadi alkohol
dan gas karbondioksida. Setelah itu didinginkan, diperas dan disaring.
Maka jadilah bir. Itu sebabnya, bir terkadang disebut sebagai roti cair, sebab bahan dasar pembuatnya memang berasal dari bahan yang sama, yaitu bulir gandum.
Bahan Pembuatan Minuman Keras / Minuman BeralkoholBahan
baku yang digunakan dalam pembuatan minuman keras adalah bahan-bahan
alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Secara umum ada dua jenis
tanaman yang sering dipakai, yaitu perasan buah (jus) dan biji-bijian,
meskipun kadang-kadang nira atau tebu juga dipakai untuk minuman
beralkohol tradisional. Perasan buah yang paling banyak dipakai adalah
anggur, sedangkan biji-bijian yang banyak digunakan adalah barley,
gandum, hope dan beras.
Dalam pembuatannya bahan-bahan tersebut
kemudian difermentasi. Fermentasi adalah proses pengolahan yang
menggunakan peranan mikroorganisme (jasad renik), sehingga dihasilkan
produk-produk yang dikehendaki. Jasad renik adalah makhluk hidup yang
sangat kecil, sehingga mata biasa tidak mampu melihatnya. Ia hanya bisa
dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme ada di mana-mana
di sekeliling kita, seperti pada tanah, air, bahan makanan, bahkan
melayang-layang di udara yang kita hirup setiap hari. Jenis
mikroorganisme ini sangat banyak. Dalam mikrobiologi pangan, kita
mengenal tiga jenis jasad renik,yaitu kapang (jamur), bakteri dan khamir
(yeast). Jamur dan bakteri lebih dikenal masyarakat karena juga
berkaitan dengan penyakit. Kalau kita terserang penyakit kulit, seperti
panu, kadas dan kurap, maka penyebabnya adalah sejenis jamur penyebab
penyakit. Sedangkan bakteri banyak menyebabkan berbagai jenis penyakit
menular, seperti TBC, Thypus, Colera, Desentri, dan sebagainya.
Diwarta
Proses Pembuatan Minuman Keras / Minuman BeralkoholProses yang hampir sama
juga terjadi pada pembuatan minuman keras. Bahan baku berupa
biji-bijian tersebut ditambahkan sejenis ragi yang secara mikrobiologis
adalah sama, yaitu khamir dengan nama latin Saccharomyces cerevisae.
Khamir inilah yang mengubah pati pada biji-bijian tersebut menjadi gula,
serta mengubah sebagian gula menjadi alkohol dan komponen flavor (cita
rasa). Dari proses tersebut kemudian akan dihasilkan minuman beralkohol
dengan cita rasa tertentu sesuai dengan bahan baku yang digunakan.
Lama
proses fermentasi itu akan mempengaruhi jumlah alkohol yang
dihasilkannya. Semakin lama proses fermentasi semakin tinggi kandungan
alkoholnya. Dari perbedaan biji-bijian yang dipakai dan lamanya
fermentasi ini akan menghasilkan jenis minuman keras yang berbeda-beda
pula.
Fermentasi Spontan dalam Minuman Beralkohol / Minuman KerasAda
kalanya proses pembuatan minuman keras ini tidak harus ditambahkan ragi
atau yeast dengan sengaja. Karena mikroorganisme sebenarnya ada di
sekeliling kita, termasuk di udara bebas, maka sebenarnya proses
fermentasi bisa berlangsung secara langsung, tanpa harus menambahkan
ragi ke dalamnya. Proses inilah yang dikenal dengan fermentasi spontan.
Hal ini terjadi pada fermentasi perasan buah anggur. Buah anggur yang
diperas dan dibiarkan di udara terbuka, maka dengan sendirinya akan
berlangsung proses fermentasi dari mikroba yang ada di udara. Jika
proses tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun, maka mikroba yang ada
di udara secra alamiah akan terseleksi sendiri, sehingga hanya mikroba
tertentu sajalah yang dominan. Itulah yang terjadi pada
industri-industri khamer tradisional. Dalam dunia anggur, kita mengenal
jenis-jenis anggur tertentu yang disimpan di dalam peti-peti kayu.
Semakin lama anggur itu disimpan, semakin mahal pula harga anggur
tersebut, karena akan dihasilkan cita rasa spesifik yang sangat khas.
Fermentasi spontan ini bisa terjadi di mana saja, termasuk juga
pada minuman jus yang kita miliki dan kita ketahui sebagai minuman
halal. Kalau kita menyimpan jus buah yang tidak habis, maka dalam
beberapa hari jus tersebut akan mengalami fermentasi spontan dan berubah
menjadi minuman beralkohol. Status hukumnya akan sama dengan minuman
keras yang mengandung alkohol. Inilah yang kadang-kadang kurang disadari
oleh masyarakat. Ketidaktahuan akan proses fermentasi spontan ini bisa
saja menjerumuskan kita kepada minuman beralkohol yang memabukkan.
Hal
sama juga terjadi pada nira kelapa atau aren. Ketika masih segar, maka
nira tersebut adalah halal. Akan tetapi ketika sudah didiamkan beberapa
hari (biasanya lebih dari dua hari) maka akan berubah menjadi tuak yang
beralkohol, memabukkan dan haram. Minuman itu sering dijajakan di
beberapa daerah dan dianggap sebagai minuman halal.
Sumber :http://www.g-excess.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar